Minggu, 17 Juli 2016
Home »
» HIDUP BAGAIKAN BEJANA (1)
HIDUP BAGAIKAN BEJANA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2016
Baca: Yeremia 18:1-6
"Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!" Yeremia 18:6b
Suatu ketika Tuhan menyuruh Yeremia pergi ke rumah tukang periuk, "Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu." (Yeremia 18:2). Yeremia pun taat dan pergi ke tukang periuk.
Di tempat itu Yeremia melihat bagaimana tukang periuk mengambil tanah liat dan membentuknya sedemikian rupa sampai menghasilkan bejana yang indah, dari yang tidak berharga menjadi bernilai guna. Tanah liat tidak secara otomatis berubah menjadi bejana yang indah, tetapi harus melewati beberapa proses sehingga dapat menjadi sebuah bejana yang berharga. Yang perlu digarisbawahi adalah tanah liat tidak akan berbentuk seperti yang dikehendaki oleh si tukang periuk jika tanah itu tidak memiliki penyerahan diri. Dengan kata lain tukang periuk tidak dapat berbuat sesuatu dengan tanah liat yang menolak dibentuk. Tuhan membawa Yeremia belajar dari tukang periuk karena Tuhan hendak menunjukkan bahwa setiap manusia mengalami proses pembentukan yang mirip bejana. Inilah yang disebut proses kehidupan! "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4). Ketika tanah liat tidak mengikuti bentukan si tukang periuk sehingga rusak, terjadilah proses pengulangan pembentukan sampai menjadi bejana seperti yang dikehendaki.
Secara profetik apa yang disampaikan Tuhan kepada Yeremia ini adalah sebuah pesan kepada bangsa Israel yang selalu memberontak dan tidak mau menyerah kepada pembentukan Tuhan. Mereka melawan seperti tanah liat yang mengeraskan hati dan tidak mau menyerah kepada tukang periuk. Tuhan menyampaikan kepada Yeremia dan juga bangsa Israel bahwa kuasa untuk menjadi 'sesuatu' itu tergantung pada diri mereka sendiri, sebab Tuhan bukanlah Tuhan yang mau memaksakan kehendak-Nya. Jadi sesungguhnya tidak ada satu pun peristiwa dalam kehidupan orang percaya yang terjadi secara kebetulan, semua merupakan bagian dari proses kehidupan yang harus dijalani.
Milikilah penyerahan diri penuh kepada pembentukan Tuhan, sebab Dia tahu yang terbaik buat kita!
Related Posts:
JANGAN MALAS BERDOA Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2016 Baca: Mazmur 141:1-10 "Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan uk… Read More
MEMPERTAHANKAN GENGSI DAN REPUTASI DIRI Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2016 Baca: 2 Raja-Raja 5:1-15 "'Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyi… Read More
TUHAN MEMANGGIL ORANG BERDOSA (3) Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2016 Baca: Lukas 19:1-10 "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatk… Read More
PERTOBATAN ORANG FASIK, BUKAN KEMATIAN Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2016 Baca: Yehezkiel 33:1-20 "Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALL… Read More
KEHENDAK TUHAN HARUS UTAMA Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2016 Baca: Mazmur 143:1-12 "Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah … Read More
0 komentar:
Posting Komentar